Bahagia Itu (Tidak) Sederhana

Sekitar kurang lebih dua minggu lalu, saya bertemu dengan adik angkatan yang luar biasa tidak bisa saya gambarkan dengan kata-kata. Sebuah pertemuan yang memang sudah saya setting dari jauh-jauh hari yang sempat batal hingga dua kali, hingga akhirnya kami dipertemukan oleh sebuah nikmat bernama kesempatan. Kami bersepakat bertemu di sebuah kedai susu, sebut saja Kalimilk *haha* di tengah derai hujan yang menghiasi suasana sore saat itu.

Saya terakhir kali bertemu dengannya sekitar bulan November 2014 di tempat yang saya pikir semua orang tak menginginkannya, yap, saya bertemu dengannya di RS Panti Rapih dan sekitar dua minggu lalu saat dia menyapa dan menyalami saya, sosoknya tidak banyak berubah. Dia tetap saja seorang yang saya kenal sebagai sosok yang penuh semangat, optimis, dan punya banyak proyek yang sedang dibangunnya. Dulu saya tidak begitu dekat dengannya, tapi semoga dengan sebuah semangat ‘kerja’ di masa sekarang hingga nanti, kami bisa sedekat segelas susu hangat dan genggaman tangan.

Pembicaraan mengalir begitu saja, hingga saat itu saya bergumam bahwa bahagia itu sederhana. Sesederhana rentang waktu yang lama dibasuh dengan sebuah pertemuan yang tak lama. Bahagia itu sederhana, sesederhana ketika saya sangat ingin bertemu dengan semua sahabat saya satu persatu dan mendengarkan setiap kisah mereka. Sangat sederhana bukan?

Bahagia yang terasa sederhana itu akhirnya saya sadari bahwa saat itu saya dalam sebuah keadaan yang menerima, menerima kenyataan yang sesuai dengan ekspektasi saya sekaligus berada di antara rasa syukur. Lalu bagaimana bisa bahagia itu tidak sederhana?

“Mbak, coba pegang deh tanganku!”

“Kok ada getarannya? Kaya ada mesinnya.”

Dia yang di depan saya lantas tersenyum dan berkata, “Iya Mbak, jadi pembuluh arteri dan vena disambung, di jantungku juga. Ada di tiga bagian.”

Obrolan kami berlanjut hingga di scene tertentu saya dibuat kaget dengan penyampaian cerita yang ringan namun begitu berat sampai di telinga saya.

“Ini bekas luka jarum sewaktu cuci darah, Mbak. Jarumnya kira-kira sebesar pulpen itu. Karena harus 2x dalam seminggu, luka bekas jarum sebelumnya belum sembuh udah harus ditusuk lagi. Kalau sekarang aku udah pasang selang di perut trus ada semacam kran gitu untuk cuci darah mandiri, sehari 2x.”

Di tengah rasa penasaran, saya akhirnya berani bertanya kekuatan macam apa yang membuatnya bisa sangat menerima dan tetap begitu bersemangat menjalani hari-hari dengan aktifitas yang tidak sedikit serta saya masih kagum mendapati dia berucap “Aku bersyukur, Mbak. Teman-temanku dengan kondisi HB yang rendah kaya aku mereka harus transfusi. Mereka udah gak pipis, sedangkan aku masih bisa meski sedikit gak ada segelas aqua.”

Baginya, proses menerima adalah sebuah perjalanan rasa yang panjang, menjadi kuat dengan penuh semangat adalah usaha yang tiada pernah kita tahu seberapa banyak air mata yang dikeluarkan untuk meminta pada Sang Pemilik Daya untuk dianugerahkan pundak yang kuat dan langkah yang tegap. Kita tak pernah tahu, seberapa hebat orang-orang terdekatnya menghiburnya dengan tanpa air mata yang terlihat.

“Aku juga harus meng-cut mimpi dan cita-citaku, Mbak. Tapi bukan berarti aku diam aja, harus ada mimpi lain yang menggantikan dan usaha untuk mewujudkannya, yang penting terus bersyukur kan ya?”

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka pasti azabku sangatlah pedih.” (QS. 14:7).

Sebelum kami memutuskan untuk mengakhiri pertemuan kami, saya dihampiri pertanyaan, “Aku masih cantik kan Mbak?” Sambil ia tertawa kecil dan menunjukkan foto-foto para CKD Survivor yang secara usia masih muda tetapi terlihat (jauh) lebih tua dari usia yang sebenarnya.

Cerita dalam kehidupan kita adalah sebuah takdir yang bahkan kita sendiri tak mampu menerka pun merabanya. Selagi ada kesempatan, jangan biarkan menyerah pada keadaan atau merutukinya. Untuk bersyukur pun, terkadang kita hanya ingat ketika kita mendefinisikan sesuatu itu sebagai keadaan yang bahagia, khusus ini saya pun sering berada di posisi ini. Semoga bisa semakin berbenah diri dan senantiasa mampu mengambil saripati di setiap kejadian dalam kehidupan kita maupun cerita di sekeliling kita.

Jadi, bahagia itu sederhana ataupun tidak sederhana hanyalah bagaimana kita memandang dan menerima keadaan pada saat kita mendefinisikan bahagia itu sendiri.

Terus semangat dan berkarya, kawan!

Ohya, ingin kenalan dengan sosok yang saya ceritakan? Yuk, nonton video di bawah ini ya 🙂

Cerita Ramadhan Hingga Mudik Lebaran Bersama Sahabat Vermint

Ramadhan tahun ini benar-benar berkesan untuk saya. Bagaimana tidak, segala lika-liku, tantangan, hingga cerita manisnya bak legitnya madumongso berpadu nastar dengan selai nanas *hahaha*

Akhir Mei lalu menjelang Ramadhan, saya sempat sakit demam plus-plus lalu berakhir dengan radang tenggorokan yang cukup menyita perhatian orang-orang di sekitar saya, karena perubahan suara yang membuat saya juga lumayan takjub 😀 Mulai dari serak-serak basah kemudian suara timbul tenggelam yang puncaknya suara tidak muncul sama sekali hingga kembali ke serak-serak basah yang jika saya bersuara di ruang ber-AC atau tempat yang tenang maka suara saya akan sangat menyita perhatian.

Radang tenggorokan yang tetap bertahan hingga Ramadhan datang dan bagi saya bukanlah hal yang mudah menjalani puasa dengan kondisi yang tidak fit sempurna.  Dalam kondisi seperti itu biasanya ketahanan tubuh juga naik turun. Apalagi saya memiliki alergi, salah satunya  jika terkena debu, hidung saya akan mbeler-mbeler dan jadi anak ingusan *hahaha 😀

Efek lain yang timbul dari radang tenggorokan yaitu, batuk yang membuat perut terasa kencang, kadang juga hingga kram perut. Badan yang rasanya selalu meriang. Duh, rasanya sedap. Semoga bisa jadi penggugur dosa apalagi bisa tetap menjalankan puasa bagi saya sudah nikmat luar biasa. Kedatangan bulan Ramadhan nikmatnya jauh lebih besar dan jauh lebih membahagiakan daripada rasa sakit yang (mungkin) tak seberapa.

Ramadhan tahun ini, dengan adanya sakit yang berlapis membuat saya melakukan persiapan yang lebih matang daripada sebelum-sebelumnya. Tak hanya persiapan ruhiyah, tetapi juga persiapan lahiriyah. Mas partner yang benar-benar totalitas menyiapkan stok buah-buahan, kurma, madu, dan cemilan 😀 Sedangkan saya tinggal santai-santai aja sambal mengingat instruksi Mas Partner. Nggak ding, Alhamdulillah, saya juga menyediakan stok Vermint untuk menjaga daya tahan tubuh. Terasa manfaatnya menjadi Sahabat Vermint untuk saya. Karena Vermint adalah supplemen untuk menjaga daya tahan tubuh, Alhamdulillah membantu dan menemani saya menjalani puasa di bulan Ramadhan dengan bahagia, lancar, tenang, dan jauh dari loyo-loyo meski dengan batuk-batuk yang sering datang dan pergi, badan panas-dingin, perut kram, dan mual-mual.

Ngomong-ngomong tentang Vermint, saya punya pengalaman yang menyenangkan. Saya memiliki beberapa alergi dan sistem pencernaan yang kurang bagus khususnya siklus BAB *hehehe ^^v Nah, setelah resmi menjadi Sahabat Vermint saya akhirnya menyadari saya bisa BAB tiap hari lalu saya sempurnakan dengan FC juga. Bagi orang lain bisa saja itu biasa aja, tapi bukan bagi saya. Bagi saya itu luar biasa. Bahkan saya selalu berkabar soal itu pada sahabat saya, Aulia. *hahaha…ups*

Ramadhan dan lebaran pastilah tidak bisa dipisahkan lagi hingga sebagian besar warga ibukota seperti saya yang pastinya akan menjalani mudik lebaran. Mudik lebaran ini hukumnya wajib bagi saya dan Mas Partner. Apalagi mudik yang akan saya dan Mas Partner jalani itu tak hanya mudik ke Ngawi (rumah orangtua kami) tetapi juga ke Tulungagung, rumah Embah dari Ayah Ibuk saya. Yap, double mudik. Awalnya saya merasa berat untuk mudik karena komdisi tubuh yang naik turun, lalu memantapkan niat dan hati untuk mudik ditemani oleh Vermint, sahabat setia yang membantu menjaga daya tahan tubuh tetap dalam kondisi baik. Alhamdulillah mudik ke Ngawi lancar dan saya pun tetap dalam keadaan sehat.

IMG-20160625-WA0010

Mudik lanjutan setelah Jakarta-Solo, ini di tengah perjalanan mudik Solo-Ngawi dengan motor dan sista cantik kesayangan 😀

Ketika sampai di rumah, tantangan justru bertambah. Jika di Jakarta masih lumayan hujan tercurah, tetapi di Ngawi benar-benar kering, panas, dan membuat debu leluasa terbang kemana-mana. Jadilah saya semakin harus bertanggungjawab menjaga daya tahan tubuh agar di sepuluh hari terakhir bisa mencapai titik maksimal untuk tamu special yang kemuliaannya tak ada tandingannya. Selain sayur, buah, kurma, dan madu, Vermint masih menjadi sahabat saya mempersembahkan yang terbaik. Nah, akhirnya, Vermint tak hanya menjadi sahabat saya saja, tetapi juga menjadi sahabat ibuk dan ayah saya. Setelah mengonsumsi Vermint beberapa hari, Ibuk merasa tidak cepat lelah seperti biasa, panas-panas di telapak kaki juga banyak berkurang dan kolesterol setelah dicek juga dalam keadaan normal. Kata Ibuk, badan bisa jadi lebih segar. Beda lagi cerita dari Ayah, beliau memiliki alergi yang hampir sama dengan saya, setelah beberapa hari menjadi sahabat Vermint, Ayah saya jarang mbeler-mbeler lagi jika kena debu. Jadi, bersemangatlah keduanya menjadi sahabat Vermint.

DSC_0002_1468139014

Mudik ke-3, Ngawi-Tulungagung bersama keluarga

Ada satu lagi cerita menyenangkan tentang Vermint. Tadi pagi, ada seorang sahabat yang berkunjung ke rumah. Sahabat saya ketika SMP sekaligus sahabat bahkan belahan jiwa Mas Partner dari SMA hingga sekarang. Dia bercerita bahwa pernah berkunjung ke pabrik pembuatan Vermint dan menceritakan betapa bersih pabrik hingga proses pembuatannya. Ah, makin antusias menjadi sahabat Vermint untuk berbagi manfatnya.

Menjadi sahabat Vermint itu bagi saya adalah sebuah usaha untuk menjaga nikmat sehat tetapi juga tidak melupakan dengan selalu memohon anugerah sehat yang titipkan Allah. Karena anugerah sehat itu datang dengan beragam cara dan berbagai perantara. Kewajiban kita adalah berusaha, iya kan? Iya kan? 🙂

Selain itu, kita juga harus memiliki hati yang bahagia, tentram, dan tetap optimis. Karena pernah ada yang mengatakan bahwa Allah itu sesuai dengan prasangka hamba-Nya, jadi tetaplah berprasangka baik bagaimanapun keadaannya agar Allah titipkan bahagia di hati dan pikiran hingga sehatnya badan yang menunjang segala aktifitas kebaikan sebagai salah satu wujud syukur pada anugerah Allah. 🙂

imej vermint

 

Kisah Lampu Duduk di Sudut Ruangan

DSC_0004 (1)

Lokasi: Community Coffee Bintaro, Lantai 2

Jam berdentang ratusan kali. Ia, duduk terdiam. Tak peduli orang-orang yang berada di sekelilingnya, meski dalam satu ruangan. Begitu juga orang-orang itu, tak peduli akan kehadirannya walau dalam satu ruang yang sama juga. Mereka terus berbincang, berfoto, membentuk koloni, tertawa kencang, tertunduk di depan gadget atau hanya asyik menikmati hidangan.

Jam berdentang ratusan kali. Ia, masih terlihat. Sama, di tempat itu di pojok ruangan. Ia hanya akan bertukar posisi jika sang pemilik ruang datang dan ingin pemandangan yang berbeda. Namun, tempatnya tetaplah di sudut ruangan. Orang-orang silih berganti dalam ruangan. Tetap saja tak ada yang menyapanya. Jangankan menyapa, menganggapnya ada itu suatu hal yang langka.

Jam berdentang ratusan kali. Ia, masih di sana. Menunggu ada yang menyapanya. Menunggu ada yang memberi salam dan bertanya kabarnya. Menunggu ada seseorang saja yang menyadari kehadirannya. Ia, menyukai saat jelang senja. Saat matahari mulai turun dari singgasana. Jelang senja memberi arti untuknya. Saat jelang senja, ia akan menyala berharap menarik banyak perhatian setiap hiruk pikuk di ruangan.

***

Saya berlama-lama menatapnya, sebuah lampu duduk yang berada di sudut ruangan. Saat saya menikmatinya, saya justru didatangi banyak ingatan tentang curhatan-curhatan atau pun cerita dari beberapa orang yang berkisah tentang terasing, (merasa) diasingkan, dikucilkan, tak dianggap hingga berkurangnya rasa percaya diri. Saya mendapatkan cerita secara langsung, maupun berupa kisah, atau bahkan hanya sebuah celetukan candaan.

Ada masa di mana seseorang atau bahkan saya yang tiba-tiba merasa seperti butiran milo. Suatu saat, ketika air panas datang maka larutlah sudah. Benar-benar ada yang seperti ini. Ada yang (merasa) tak dianggap karena bisa dengan banyak alasan yang ada. Atau dengan menarik diri dengan sengaja karena sikap orang-orang di sekitarnya.

Salah satu dari sekian banyak kesukaan saya adalah saya akan banyak diam di tempat yang benar-benar baru saya kunjungi. Saya diam bukan karena saya sombong tapi saya sedang berpikir dan melakukan pengamatan. Yaah, sambil menutupi sikap norak dan ndeso saya saja sih. 😀

Saya menyadari dan saya pikir ada orang-orang yang merasa bernasib sama dengan kisah lampu duduk di sudut ruangan. Namun, saat itu benar-benar menampar saya ketika saya terlalu jumawa karena sebuah pengakuan. Apa yang sudah saya lakukan? Ah, betapa sebenarnya saya seharusnya malu pada si lampu duduk di sudut ruangan itu. Ia, banyak terabaikan dari pandangan. Ia, banyak terlewat dari perhatian. Namun, ia adalah sebenar-benar penggembira karena terangnya. Yap, bermanfaat!

Seringkali, saya ataupun kita melupakan kehadiran seseorang atau (sedikit) meremehkan seseorang dengan sangat cepat dan mudah. Namun, kita terlupa dan mungkin pandangan kita tertutup bahwa sebenarnya ia yang kita anggap di barisan terakhir itu adalah orang yang paling aktif menebarkan manfaat. Ia bergerak tanpa pujian. Ia berkarya tanpa ingin dianggap ada. Terus menerus tanpa henti dan tanpa rasa penat di hati, pun tanpa menarik diri.

Dalam sebuah diri, dalam sebuah jiwa sudah ada kelebihan yang Tuhan titipkan. Potensi dan kelebihan itu menunggu untuk terus diulang-ulang. Tak perlu sibuk membandingkan diri dengan orang lain. Bukan membandingkan, tapi jadikan orang lain sebagai semangat. Tak perlu menarik diri, tak perlu menenggelamkan diri di dasar lautan kenyataan, tak perlu merasa sedang berada di pojokan karena sungguh setiap diri yang berharga adalah yang paling bermanfaat dengan beragam cara, beragam jalan, dan berbagai rupa. Tak melulu menempuh dengan jalan yang sama. Ya, karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat.

“Mungkin mereka bulan, tapi ingat kau MATAHARI. Cahaya mereka darimu.” -Tulus-

Jadilah dirimu dengan segudang kelebihanmu. Seperti kisah lampu duduk di sudut ruangan itu yang terus menyala meski tak banyak orang yang memedulikannya. Kita cukup berkarya dan semoga menjadi bagian dari insan yang paling banyak memberi manfaat untuk semesta. Bergembiralah dengan caramu!

 

Jangan Jadi Blogger Nyebelin

Well, sebenarnya tulisan ini sudah siap dari semalam (19/6) saat nunggu suami tarawih sudah saya susun sedemikian rupa sehingga (insyaAllah) enak dibaca, nggak bikin iritasi mata, dan tentunya semoga bermanfaat. Namun, baru bisa muncul di blog karena saya terkendala belum menemukan judul, semoga judulnya ‘klik’ dengan isi tulisan yang  sudah saya rapikan. 😀

13445379_998422840206334_5613665139417195702_n

Sedikit intro dulu ya 🙂
Tulisan ini saya tulis sesudah purna memenuhi undangan dari Mbak Wawa, Founder BloggerCrony Community, dalam rangka  #BloggerHangout yang merupakan acara rutin dari BloggerCrony Community. Tujuan diadakannya #BloggerHangout ini adalah untuk meningkatkan kualitas teman-teman blogger yang dinaungi oleh BloggerCrony. #BloggerHangout (19/6) kemarin adalah acara yang keempat dan pertama kali diadakan di Community Coffee Bintaro ditambah dengan konsep yang berbeda dari acara #BloggerHangout sebelumnya yang selalu diadakan di SCTV Tower dengan konsep potluck. Dari segi jumlah peserta, #BloggerHangout yang keempat pesertanya lebih banyak daripada sebelumnya. Spesial lagi, #BloggerHangout diadakan tepat di Bulan Ramadlan serta didukung oleh Toska PR dan Momeira Apparel.

Tema yang diangkat dalam acara kemarin adalah “Kepribadian Yang Mendukung Personal Branding” khususnya untuk para blogger dan seberapa penting personal branding bagi para blogger. Menarik bukan?

Karakter atau kepribadian (personality) seseorang itu layaknya sebuah ‘aura’ yang terpancar dari dalam diri. Karakter sebenarnya sudah ada dalam diri setiap orang dengan kadar yang berbeda. Oleh karena itu, setiap orang memiliki effort yang berbeda dalam usaha menguatkan karakter yang nantinya akan menjadi ciri khasnya atau sesuatu yang spesial maupun kesan yang akan diingat oleh orang yang pernah mengenalnya. Karakter yang sudah kita miliki adalah bagian dari brand. Menggambarkan siapa diri kita. Brand itu berupa keahlian, kemampuan, keterampilan, keunggulan yang ada pada diri kita dalam bidang yang kita tekuni.

Dari sana akan terlihat bahwa branitu harus dibangun yang artinya harus ada effort yang besar yang harus dikeluarkan, termasuk dalam membangun personal brand bagi diri kita. Modal utama dan pertama yang harus dimiliki dalam rangka membangun  personal brand adalah harus memiliki attitude yang baik serta  positive-thinking. Selanjutnya, Mbak Atiek menambahkan 3 tips cara membangun personal brand yaitu,

  1.  One Word
    Caranya adalah sejenak kita tutup mata, pikirkan, renungkan lalu putuskan satu kata sifat yang benar-benar mewakili diri kita. Misal, kalau saya kemarin ditanya kata sifat yang ada dalam benak saya adalah cerdas. Cerdas dalam segala hal, mengambil keputusan, wawasan, sikap, adab, tutur kata, emosi, dan kawan-kawannya. Setelah kita memutuskan satu kata sifat yang akan menggambarkan diri kita, saat itulah kita harus fokus membangunnya.
  2. Meningkatkan kelebihan pada diri
    Nah, ini adalah poin penting. Sebagian orang merasa tidak memiliki kelebihan kecuali kelebihan berat badan *hahaha, becanda 😀
    Setiap orang memiliki kelebihan, disadari atau belum disadari. Semoga segera menyadari kelebihan masing-masing yang Allah titipkan. Kelebihan ini banyak sekali ragamnya, misalnya jago berniaga, menulis, mendongeng, berbicara, bersyair, bernyanyi dan banyak hal lainnya. Nah, saat kita sudah menyadari apa kelebihan ditambah lagi itu bagian dari passion kita, mari fokus untuk terus berusaha meningkatkan kualitasnya.
  3. Quantity/Repitisi/Latihan
    Nah, sudah teridentifikasi apa kelebihan yang kita miliki? Langkah selanjutnya adalah latihan yang berulang-ulang dengan kuantitas yang banyak. Misalnya, service dari seorang blogger adalah melalui tulisan. Tulisan yang bagus dan berkualitas tidak terlahir begitu saja. Dibalik tulisan yang bagus ada proses yang panjang dalam banyak latihan. Kalau kata dosen matakuliah Komposisi Arab, menulis adalah sebuah keterampilan yang harus diasah dengan latihan. Sense of Writing (biasanya diucapkan dalam bahasa Arab) juga harus dihadirkan dalam sebuah tulisan agar tidak hambar. Yap, kunci utamanya adalah latihan. Tidak hanya menulis, saya pikir apapun keahlian yang kita miliki harus setiap saat dilatih, dilatih, dan terus dilatih.

Begitulah 3 tips atau cara membangun personal brand ala Mbak Atiek Moerino. Jika membicarakan personal brand saya pikir tidak akan terlepas dari keberadaan apa itu yang disebut dengan kepribadian atau personality. Iya kan? Nah, selanjutnya Mbak Ririn memberikan 10 tips bagaimana membangun kepribadian yang baik, khususnya untuk para blogger agar makin ciamik.

  1. Sopan santun itu penting
    Poin yang (sangat) penting ini bisa dilakukan dengan dimulai dengan hal-hal yang sangat sederhana. Contohnya, mudah berkata maaf, permisi, terimakasih. Jika terlambat datang ke sebuah acara, ucapkanlah maaf.
  2. Respect
    Misalnya: datang ke sebuah acara mengajak (beberapa) partner tanpa konfirmasi. Hal ini bisa membuat panitia merasa tidak maksimal dalam persiapan. Jika tidak bisa datang harus ada konfirmasi, bukan dengan tanpa kabar.
  3. Assective
    Berani berkata lugas dengan mengungkapkan pendapat atau pandangan dengan cara yang lebih baik. Misal, sebaiknya begini, sebaiknya begitu, sepertinya itu kurang pas. Pendapat atau saran yang kita susun dalam kalimat yang baik akan mendarat dengan mulus tidak hanya di pikiran tetapi juga di hati yang kita ajak bicara.
  4. Empati
    Simpati yang disertai dengan tindakan atau aksi nyata.
  5. Attentive
    Memiliki perhatian pada orang lain. Biasanya perhatian ini bisa ditunjukkan denganhal-hal yang sederhana. Saling sapa atau dengan memberi kado juga boleh banget. 😀
  6. Ketulusan
    Mengatakan apa pun atau bertindak dengan tulus, di depan mau pun di belakang sama, bukan sekedar basa-basi belaka.
  7. Optimis
    Kalau saya, optimis menjadi seorang blogger adalah optimis bisa berpartisipasi menyediakan konten bacaan yang berkualitas dan bermanfaat di tengah cibiran media ini begini, media itu begitu.
  8. Self-Confident
    Percaya diri ini penting dimiliki seorang blogger agar mudah belajar dan meningkatkan kualitas diri, menjalin dengan banyak komunitas dan bertemu dengan banyak orang/klien.
  9. Hospitality & friendly
    Dengan sebuah keramahtamahan yang kita suguhkan itu akan membuat orang lain nyaman di dekat kita.
  10. Attention to look
    Ini dia, penampilan itu penting meskipun bukan yang utama, karena hal yang utama adalah personality atau kepribadian kita. Penting karena penampilan itu seperti pintu pertama untuk menilai seseorang. Dalam berpenampilan tidak perlu memakai barang-barang mewah atau branded. Kita hanya butuh strategi kecil untuk berpenampilan yang bagus dan enak dipandang. Misalnya, menyesuaikan pakaian yang kita kenakan sesuai dengan acara atau agenda yang akan dihadiri jangan sampai salah kostum :D, padu padan warna dan motif, rapi, dan sesekali wangi bolehlah asal nggak berlebihan. Contohnya, memakai kaos kaki yang bersih, krudung dan baju yang disetrika rapi. Membuat penciuman dan pandangan orang lain nyaman itu juga ibadah lho, meski dengan berpenampilan sederhana, tidak berlebihan, apa adanya ya bukan adanya apa, itu sih masih asal-asalan. Yap, itu semua sudah lebih dari cukup.

Semoga bisa jadi bahan berbenah bagi kita semua, tulisan ini meski kemarin bertajuk untuk blogger tapi bisa banget diterapkan oleh siapa pun yang bukan blogger. Semoga kita para blogger bisa jadi blogger yang nyenengin ya, bukan blogger yang nyebelin…hehehe
Semoga membawa manfaat bagi kita semua yaaa… 🙂

Baju Momeira

Oleh-oleh dari #BloggerHangout dipersembahkan Momeira Apparel

Community Coffee 3

Bersama para blogger keren, sumber foto dari Buncha

Community Coffee 4

Sumber foto dari Buncha

nb: 1. Foto-foto kegiatan menyusul ya, karena selama kegiatan saya sibuk nyatat *bukan pencitraan…hahaha* karena sudah ada fotografer dan videografer. 2. Ulasan tentang Community Coffee Bintaro akan diposting terpisah. ^^

AIA Sakinah Assurance: Tenang, Optimal, dan Bahagia

 

AiA

Adakah yang memiliki pengalaman berasuransi? Nah, kali ini saya ingin sedikit cerita tentang pengalaman berasuransi, bukan saya secara langsung sih, tapi pengalaman orangtua…hehe

Sekitar akhir tahun 2014, ayah dan ibu saya (sedikit) direpotkan oleh pihak asuransi. Uang yang seharusnya diterima di akhir tahun 2014 hilang melayang tanpa kabar. Kantor asuransi yang berada di kota orangtua saya tinggal, di Ngawi, sudah tutup. Tinggal papan nama saja. Lalu, orangtua saya ikhtiyar mencari alamat kantor asuransi yang bersangkutan di Madiun. Hasilnya, kantor yang di Madiun juga sudah tutup. Tidak sampai di situ saja usaha yang dilakukan, saya juga mencoba mencari kantor asuransi tersebut di Jogja. Saya cari alamatnya melalui bantuan Google yang semua orang mengakui keserbatahuannya. Ada beberapa alamat yang saya dapat waktu itu. Kantor pertama yang saya tuju adalah kantor di daerah Jalan Kusumanegara, bahkan sampai bolak-balik 4 kali untuk benar-benar memastikan pun kantor asuransi tersebut sudah tidak ada. Alamat kantor yang saya dapatkan itu sudah berubah menjadi toko mainan. Hingga akhirnya, ayah saya mengatakan kalau kantornya memang benar sudah tutup. Setelah segala usaha telah dilakukan, akhirnya memang harus pasrah dan menerima kalau memang belum rejeki.

Nah, sejak saat itu ayah dan ibu saya tidak pernah mengambil jasa asuransi lagi karena takut berakhir dengan nasib yang sama, meskipun sebenarnya juga masih membutuhkan. Beberapa bulan belakangan ini, saya pun juga berfikir tentang asuransi. Jadilah saya cari-cari informasi, tanya sana tanya sini, bahkan ikut beberapa sosialisasi dari penyedia jasa.

Seperti halnya jodoh, menentukan pilihan akan menggunakan jasa asuransi juga membutuhkan kemantapan hati dan kecocokan lhoo… *hahaha* 😀 Caranya dengan menggali info sedetail mungkin, profil penyedia jasa hingga testimoni pengguna jasanya. Ya, hampir sama kan ketika akan memantapkan hati melangkah untuk meminang? 😀

Saya pun demikian, ada usaha yang saya keluarkan untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya misal saya ikut sosialisasi yang diadakan oleh AIA dan semakin saya tahu lebih dalam maka pilihan hati saya condong ke Asuransi AIA Sakinah Assurance. Semakin saya kepo semakin lagunya Mas Anang terngiang berdendang “Jodohku, maunya ku dirimu”. 😀

DSC_0002 (1).jpg

Acara Blogging & Beyond bersama Blogger Perempuan, Valuklik, dan AIA di Institute Coffee, Jakarta Selatan.

Saya menemukan hal yang berbeda lebih tepatnya konsep yang diusung oleh Asuransi AIA Sakinah Assurance yaitu mengangkat tentang filosofi persahabatan sejati. Terlihat sederhana bukan? Namun, bagi saya filosofinya yang dimiliki begitu besar. Sahabat sejati itu akan berusaha ada di kala sedih maupun senang. Nggak ilang-ilangan. Bisa menghadirkan kenyamanan dan menjaga kepercayaan. Memiliki sahabat sejati itu anugerah lhoo. Siapa yang nggak kepengen? Saya yakin semua menginginkannya. Nah, penjelasan tentang konsep persahabatan sejati yang dimiliki Asuransi AIA Sakinah Assurance saya buat di gambar agar lebih mudah dibaca dan dinikmati.

Untitled-1

Selain memiliki filosofi yang nggak main-main, penyedia asuransi yang satu ini memiliki alamat kantor yang jelas di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan serta memiliki customer service yang selalu on dan siap melayani dan tentu saja dengan pelayanan yang ramah dong ya… 🙂

AiA Sakinah

Sumber gambar di sini.

Asuransi AIA Sakinah Assurance juga memberikan manfaat berupa manfaat proteksi dan investasi. Manfaat proteksi yaitu, 100% santunan meninggal, +100% santunan meninggal kecelakaan, +100% santunan meninggal kecelakaan saat menjalankan ibafah haji ataupun umrah. Serta manfaat investasi berupa 100% nilai dana investasi yang terbentuk dari kontribusi yang diinvestasikan. Selain itu masih ada manfaat tambahan lainnya, berupa asuransi kesehatan, asuransi perlindungan terhadap penyakit, dan asuransi perlindungan terhadap cacat tetap total.

Nah, penasaran? Coba deh main-main ke ‘rumah’ AIA Sakinah Assurance agar kebingungan-kebingungan untuk menentukan pilihan bisa (sedikit) tercerahkan. ^^

Mengatur Waktu Untuk Mencapai Target Ramadlan Yang Maksimal

Kata pepatah Arab, al Waqtu Kassyaifi bahwa waktu itu seperti pedang. Jika direnungkan secara mendalam memang benar waktu itu bagai pedang yang tajam. Begitu sangat berharganya waktu bagi kita maka kita pun dituntut untuk berlomba-lomba dalam meraih dan menjemput kebaikan. Lebih-lebih ini bulan Ramadlan, satu di antara dua belas bulan yang paling mulia bagi para muslim yang memang benar-benar harus dimanfaatkan untuk menjemput keberkahan dan menciptakan kebaikan yang sebanyak-banyaknya. Nah, bicara soal waktu, sering kali kita bahkan saya sendiri sering terlena dengan hal-hal yang menyenangkan dan akhirnya berujung pada menunda-nunda tugas atau kewajiban, padahal waktu yang ada sangat terbatas, bukan?

Saya percaya setiap orang memiliki strategi yang berbeda-beda dalam menyiasati akan terbatasnya waktu yang dimiliki dengan segudang aktifitas agar semua rencana dalam satu hari itu bisa diselesaikan dengan baik. Saya pun demikian, masih sering kesulitan mengatur waktu, lebih jika moody ‘ah, nanti ajalah.’, ‘ah, besok ajalah.’, dan tak terasa kesempatan yang datang sudah lewat begitu saja.

Banyak usaha yang harus dilakukan untuk mencapai target-target di bulan Ramadlan, terutama target pribadi ditambah juga dengan bertambahnya undangan untuk berbuka puasa bersama dari penyelenggara yang berbeda, saya biasanya sih begitu. 😀 Apalagi ini Jakarta, ditambah dengan jarak tempuh yang sangat dipengaruhi oleh kemacetan, ketinggalan kereta atau bus yang ditunggu tak kunjung datang. Di sanalah seringnya saya merasa mendapat tantangan yang lebih saat menjalani Ramadlan tahun ini.

Sejak tinggal di Jakarta beberapa bulan yang lalu, saya memutuskan untuk menambah aksesoris di tangan saya. Yap, saya memutuskan memakai jam tangan untuk menyiapkan estimasi waktu misal saya harus bepergian menghadiri acara atau ada janji. ‘Kenapa gak pake HP aja sih?’ pernah ada yang tanya begitu, kalau saya sih menengok waktu melalui jam tangan itu terasa lebih elegan *hahaha 😀 apalagi jika jam tangan yang dipakai itu sesuai dengan karakter saya yang nggak bisa diam dan suka jalan-jalan. Saya biasa menggunakan tipe jam expedition wanita selain ada sentuhan wanitanya juga ada kesan sporty dan free spirit. Jam expedition wanita juga mudah didapatkan salah satunya di MatahariMalll.com. Jangan terlalu underestimate bahwa jam tangan untuk wanita ya gitu-gitu aja, pinky-pinky. Oh, it’s no big deal, jam expedition wanita banyak modelnya, bisa dipilih sesuai dengan gaya, karakter, daaaaaan budget. *hihihi

Dengan adanya jam tangan yang terus menempel, bagi saya akan sangat mudah mengatur waktu dan merencanakan kegiatan beserta target yang harus dicapai dalam satu hari. Ketika di bulan Ramadlan ini banyak aktifitas di luar, bagi saya jam tangan sangat membantu saat harus hitung-hitungan kapan harus move on lagi dari satu tempat ke tempat lain karena saya hampir selalu lupa waktu jika sudah bertemu dengan teman, yes, keasyikkan ngobrol. *hahaha 😀

Jam tangan yang senantiasa menempel bisa menjadi pengingat bagi kita bahwa waktu terus berjalan bahkan waktu itu berlari sedangkan kita tidak bisa dengan seenaknya menunda-nunda aktifitas yang harus kita lakukan. Secara tidak langsung, jam tangan yang kita kenakan akan memaksa kemudian menjadikan diri kita terbiasa sebagai pribadi yang menghargai waktu dan orang lain. Menjadikan kita pribadi yang tepat waktu tak hanya urusan dunia tetapi juga urusan ibadah terutama di bulan penuh berkah agar aktifitas yang kita lakukan bisa lebih efektif dan maksimal. Biar makin dekat dan disayang Allah. Nah, itu cerita pengalaman saya dengan sebuah jam tangan. Semoga bermanfaat ^^

67294_XWJ00000100000567_1_swiss-expedition-e-6653-m-stainless-–-ring-orange-–-chronograph

Sumber gambar di sini

 

Menemukan Benang Merah: Anak Muda, (Konser) Musik, dan Rokok

940916_1676174505971221_1145406261032620270_n

Gambar diambil dari FB Smoke Free Agent

“Mangan ra mangan sing penting kumpul.” (Makan gak makan yang penting kumpul), semboyan itu pastilah sudah tak asing lagi di benak kita. Sebuah semboyan yang menyatakan betapa asiknya berkumpul atau bercengkrama meskipun tak harus diakhiri dengan makan-makan. Biasanya semboyan itu akan lebih sering menempel pada gaya kumpul-kumpul ala anak muda.

Bicara tentang anak muda, sejenak saja kita akan teringat tentang beberapa iklan rokok yang bertebaran di layar televisi, maka kita akan menemukan hal yang mendominasi dari hampir semua iklan rokok itu adalah tentang semangat kaum muda. Iklan rokok yang biasa muncul di layar televisi biasanya akan mengangkat isu kekinian yang tak jauh dari hingar bingar kaum muda, seperti semangat traveling, gambaran sebagai lelaki sejati, tantangan, dan lain-lain. Sebagaimana slogan yang diangkat oleh masing-masing merk rokok dalam iklannya, contohnya “Ekspresikan Aksimu”, “My Life My Adventure”, “Selera Pemberani”, “Pria Punya Selera”, “Go Ahead”, “Emang Bikin Bangga”, “Enjoy Aja”, “Buktinya Merahmu”, “Ga Ada Loe Ga Rame”, “Talk Less Do More”, “Asiknya Rame-Rame”, dan “Other Can Only Follow”. Nah, jargon yang diusung sangat dekat dengan semangat anak muda. Selanjutnya, selain media periklanan melalui televisi, mereka pun melebar sayap menebar iklan rokok melalui konser musik yang notabene dekat dengan anak muda.

Eksistensi Anak Muda dan Konser Musik

Harus diakui bahwa anak muda di Indonesia memang tidaklah sedikit jumlahnya. Mereka berasal dari beragam golongan, budaya, dan kalangan yang membaur hidup di masyarakat. Peluang itulah yang ditangkap oleh produsen rokok untuk menjadi lebih dekat dengan anak muda dengan melakukan banyak pendekatan melalui berbagai media salah satunya adalah konser musik.

Indonesia memiliki kebebasan dalam hal berekspresi salah satunya melalui musik. Melalui musik segala macam rasa bisa diungkapkan dengan lebih indah dan mengena. Terlebih, perkembangan musik di Indonesia yang syair-syairnya sangat dekat dengan kehidupan anak muda, sebagai contoh tentang cinta, patah hati, persahabatan, berbagi semangat hingga cinta yang tak direstui. Karena tema-tema musik yang dekat dengan anak muda itulah akhirnya musik menjadi trend anak muda atau salah satu gaya hidup dengan ragam genre musik yang mereka gemari. Selain itu musik juga digunakan anak muda sebagai cara untuk mengidentifikasi dirinya sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial dan musik juga digunakan sebagai sarana menjalin interaksi dengan sesama maupun dengan orangtua.

Selain tema musik dan jenisnya yang dekat dengan dunia anak muda, para penyanyinya pun juga dijadikan idola. Penyanyi dan musik sebuah perpaduan yang semakin indah bagi para penikmatnya ketika mereka bisa semakin dekat secara langsung dengan penyanyi idolanya. Maka konser musik menjamur di mana-mana untuk menjaga interaksi antara sang idola dan para fans-nya agar semakin dekat dan lebih dekat lagi.

Sebuah pagelaran konser musik sudah pasti membutuhkan banyak dukungan berupa materi ataupun non-materi. Dukungan materi berupa dana biasanya akan diperoleh melalui penjualan tiket jika konser berbayar. Jika konser tak berbayar maka kebutuhan pendanaan ini harus diperoleh dari para sponsor. Kebutuhan akan sponsor ini dimanfaatkan oleh para pengusaha rokok. Tidak hanya menjadi sponsor yang ikut mendanai, tetapi juga turut serta memfasilitasi acara konser musik yang terselenggara. Fasilitas-fasilitas itu berupa kuis live tweet dengan menggunakan tagar khusus, lomba foto booth, aneka merchandise, hingga menghadirkan Sales Promotion Girl (SPG) yang aduhai cantik dan menarik dipandang mata dengan menawarkan rokok yang dibawa. Jika sudah selengkap itu, bagaimana mungkin perhatian para anakmu akan teralihkan?

Tidak berhenti pada saat acara konser berlangsung, saat konser musik selesai gelombang euforia para anak muda pada konser musik ini akan masih terasa. Hal ini dapat dilihat dengan sebuah unggahan foto pasca acara yang biasanya dengan hestek “latepost”. Seperti halnya beberapa waktu lalu hestek “UrbanGiGs” menjadi trending topic di dunia media digital di berbagai akun media sosial seperti Instagram.

Lalu, Apa Benang Merahnya?

Dari uraian di atas, sebenarnya sudah sangat jelas apa benang merah yang menghubungkan antara anak muda, konser musik, dan rokok. Benang merah tersebut adalah sebuah ikatan kedekatan emosional dan ikatan psikologis. Ikatan kedekatan emosional yang didasari pada rasa suka terhadap musik dan penyanyinya serta faktor ikatan psikologis anak muda yang masih naik turun dalam menemukan jati diri, siapa dirinya hingga menemukan kenyamanan terhadap dirinya sendirinya. Peluang itulah yang digunakan para pengusaha rokok memanfaatkan konser musik sebagai ‘kendaraan’ yang tidak hanya mendekatkan anak muda pada idolanya tetapi juga menanamkan kesan tentang musik yang disponsorinya melalui fasilitas-fasilitas yang tersedia. Selain itu, melalui konser musik para pengusaha bisa lebih mudah dalam mengenalkan jargon-jargonnya melalui hestek yang akhirnya terasa wajar dan biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya “Go Ahead”, “Talk Less Do More”, “UrbanGiGs”, dan kawan-kawannya. Jika jargon sudah membumi, maka akan lebih mudah untuk mengenal produk yang akhirnya akan menjadi stigma bahwa merokok itu adalah hal yang keren seperti jargon-jargon yang sudah melekat di memori otak para anak muda.

Cara kerja otak anak muda itu bak spoon yang memiliki daya serap tinggi pada banyak hal, maka seharusnya kita sebagai orangtua bisa lebih jeli dalam melihat dan mendampingi mereka. Begitu juga, para panitia yang menyelenggarakan konser musik yang sangat sudah bekerja keras dan sangat membutuhkan banyak dukungan materi dan sponsor, tentunya tidak hanya melihat dari sisi have fun saja, tetapi juga mampu memilih dan memilah pihak-pihak yang akan memberikan sponsor demi mendukung semangat anak muda yang tak aktif tanpa zat adiktif.

Yuk, saatnya jadi generasi muda yang tangguh dan berani bilang #CUKUP ! karena musikku bukan kendaraan promosi.

Pertemuan: Jodoh, Passion, dan Blogging

DSC_0001 (3)*dokumentasi pribadi: diambil dari gedung SCTV Tower lantai 14 saat Blogger Gathering BloggerCrony dan Liputan6*

  • Judul Buku: Blogging: Have Fun And Get The Money
  • Penulis: Carolina Ratri
  • Penyunting: Herlina P Dewi
  • Penerbit: Stiletto Book
  • Tebal: 246 halaman
  • ISBN: 978-602-7572-44-7
  • Cetakan I, Desember 2015

Bicara tentang jodoh, saya yakin topik ini akan menduduki ranking pertama di kalangan pemuda pemudi Indonesia. Jodoh yang hampir selalu diidentikkan dengan pasangan hidup. Namun, bagi saya jodoh tak hanya soal pasangan hidup semata, mimpi yang terwujud dengan proses dan jalan yang menyenangkan juga sebuah jodoh. Saling melengkapi dan saling menggenapkan.

Sudah Sewindu saya memiliki blog, sudah sedari kecil saya mencintai aktifitas menulis yang pada akhirnya saya menyadari itulah passion. Sesuatu yang keluar dari hati dan dengan hati. Menentramkan dan menawarkan kedamaian. Sejak 2008, saya memiliki blog dan hanya saya isi yang sebagian besar adalah remah-remah curhatan :D. Kemudian, suatu ketika di tahun 2013 saya memiliki mimpi bahwa saya ingin sekali jalan-jalan dan menjemput pengalaman melalui aktifitas menulis dari blog. Punya keinginan tulisan-tulisan di blog akan lebih memberi manfaat bagi saya ataupun orang yang iseng-iseng main ke blog saya.

Ada semangat menulis, tapi malas untuk nge-blog. Ada berjuta alasan yang akhirnya tulisan-tulisan numpuk di laptop. Lalu diam-diam saya memiliki pinta agar passion saya bertemu dengan jodohnya dalam bentuk apa pun asal dalam kebaikan, gitu aja. Sangat sederhana.

Suatu hari, di sebuah klub baca sebut saja Stiletto Book Club ada pengumuman buku baru yang akan segera terbit. Sampulnya eye-catching dengan paduan warna yang pas dengan judul yang memikat bagi pencari jodoh seperti saya. Dengan kemajuan teknologi yang semakin memudahkan, akhirnya saya mendapatkan jodoh untuk passion saya di dunia blogging tanpa adegan-adegan dramatis tapi tetap romantis. *haha :D. Yuk, kenalan dengan jodoh saya yang satu ini Blogging: Have Fun And Get The Money.

Sebuah buku  yang sangat saya butuhkan layaknya pendamping sebagai bekal untuk merawat dan mengembangkan passion menulis di dunia blogging. Saya pikir, sebagian besar orang akan menganggap bahwa nge-blog itu hal yang mudah: tulis lalu upload. Beres. Bagi saya sendiri, aktifitas nge-blog itu susah-susah-gampang. Susah menjaga mood yang naik turun, melawan segala macam pembenaran menunda nge-blog yang sampai sekarang saya masih berperang melawannya (doakan saya menang*hahaha), menyalurkan manfaat lewat tulisan, cara membuatnya tetap asyik dibaca hingga sebuah kenyataan bahwa nge-blog itu seperti passive income. Yap, bisa mendatangkan rejeki yang ternyata tak hanya materi.

Dalam buku Blogging: Have Fun And Get The Money, sang penulis Mbak Carolina Ratri menjelaskan dengan sangat rinci dan rapi. Mulai dari langkah yang sangat awal tentang sebuah alasan kenapa nge-blog, cara membuat blog, menentukan mau dibawa ke mana blog kita, hingga membuka kenyataan bahwa sebuah blog bisa menjadi ladang passive income bagi pemiliknya.

Saya pribadi sangat menikmati buku Blogging: Have Fun And Get The Money. Yaah, seolah-olah saya berjodoh dengan buku ini ketika 2016 ini saya memiliki keinginan untuk semakin fokus nge-blog meski bukan money-oriented tapi lebih kepada mendapat kepuasaan dari nge-blog.

Salah satu dari banyak hal bermanfaat yang disajikan oleh Mbak Carolina Ratri dalam Blogging: Have Fun And Get The Money yang berkesan sangat mendalam untuk saya adalah bagian Memelihara Semangat Nge-Blog. Di bagian ini ada 6 tips yang membuat saya senyum-senyum sendiri karena saya seakan memiliki jeda untuk praktek. Lebih-lebih di poin yang terakhir Menghadiri acara-acara yang mengundang para blogger, karena di poin ini seakan sangat ajaib menjawab keinginan-keinginan yang sudah lama ada. Hingga buku ini akhirnya saya bawa ke mana-mana saat berkesempatan mengikuti blogger gathering. Di poin itu Mbak Carolina Ratri mengatakan bahwa hadir di sebuah blogger gathering akan membuat kita memiliki bahan untuk menulis di blog, bisa memperluas networking, saling sharing antar blogger hingga mendapat kenalan dengan agensi secara langsung (yang mungkin nantinya akan menawarkan job review), pulang membawa bahan tulisan hingga mendapat suntikan semangat (halaman 113). Bagi saya, it works!

DSC_0002.jpg*dokumentasi pribadi: diambil di news-meeting room SCTV Tower lantai 14 saat Blogger Gathering BloggerCrony dan Liputan6*

Selain semangat menulis, diam-diam buku ini juga memberi suntikan untuk terus banyak membaca karena memperbanyak membaca adalah salah satu cara mencari ide tulisan yang ditawarkan dalam buku Blogging: Have Fun And Get The Money. Sebagai penulis, Anda pasti sudah tahu, bahwa tak mungkin orang bisa menulis dengan baik tanpa membaca buku-buku yang bagus. Ini juga berlaku untuk para penulis blog. (Ratri, 2015:97)

Hal menyenangkan lainnya dari buku ini dalam hal mencari ide adalah Go out and socialize. Bagi saya yang seperti layang-layang, kegiatan Go out and socialize adalah hal yang menyenangkan. Belajar bersosialisasi di dunia maya dan di dunia nyata. Menulis jangan sampai membuat seseorang apatis karena terlalu sering di depan laptop. Bersosialisasi di dunia nyata menawarka banyak hal yang bisa dilihat, dirasa, dan didengar. Bersosialisasi di lingkungan bisa menumbuhkan rasa peka yang memang harus dilatih terus menerus serta jangan malas memerhatikan sekitar kita di manapun kita berada. Begitu pesan sang penulis di halaman 96 hingga 97.

Nah, masuk di chapter 4 di buku Blogging: Have Fun And Get The Money adalah memasuki inti dari mengapa buku ini dilahirkan. Dalam chapter 4, dibahas secara mendalam tentang apa itu job review, how to get job review, seluk-beluk ratecard, menulis artikel, when it’s published, dan bookmarking. Setiap poin dijelaskan secara detail dan dilengkapi dengan contoh langkah-langkahnya dalam bentuk gambar tutorial. Jadi jangan khawatir dan takut tidak paham. Dalam buku ini juga dijelaskan tentang Google Adsense dan Program Afiliasi.

Buku ini disajikan dalam susunan yang runut, rapi, dan detail di setiap chapter. Jadi benar-benar sangat mudah dipahami dan memudahkan ketika dipraktekkan. Bahasanya ringan dan mengalir. Kalau saya pribadi, bahagia dan puas berjodoh dengan buku ini. Namun, ada kesalahan teknis atau typo, misal di daftar isi tertulis Google Adesense yang seharusnya tertulis Google Adsense meskipun demikian itu tidak mengubah kualitas buku serta kualitas isi materi. Bukankah typo juga hal yang wajar? Buku ini benar-benar layak dimiliki oleh para blogger khususnya bagi yang memiliki keinginan untuk menjadi seorang blogger yang profesional.

Yuk, semangat ngeblog, semangat berbagi! ^^

 

Inspiring Mom: Di Balik Tangan Dingin JeDar Couture

Don’t judge the book by its cover.

Saya pikir, kata bijak tersebut benar adanya dan semakin menyadarkan saya bahwa segala penilaian harus dimulai dengan berbagai macam pendekatan. Salah satu cara pendekatan yang bisa dilakukan adalah membangun komunikasi yang baik. Itu pun juga banyak jalannya, misalnya dengan ngobrol santai atau bahasa kekiniannya ngobrol cantik.

Nah, bertepatan pada peringatan Hari Kartini pada 21 April lalu, saya berkesempatan ngobrol cantik dengan sosok di balik tangan dingin JeDar Couture. Kesempatan tersebut saya dapat dari event BloggerCrony spesial blogger view bertajuk “Inspiring Mom: Look Great Think Smart”. Panasnya Ibukota benar-benar semakin membakar semangat saya untuk berangkat meskipun akan jadi kali pertama serta harus mencari alamat. Alhamdulillah, bukan alamat palsu.*hahaha*

DSC_0007 (1).jpg*dokumentasi pribadi*

Bicara tentang Inspiring Mom tentu saja tidak akan ada habisnya dan tentu saja memiliki standar ukuran masing-masing. Di kesempatan Kartinian kali ini, saya berkesempatan mengikuti acara ngobrol cantik bersama ibu muda yang dari tangannya terlahir sebuah karya bernama JeDar Couture. JeDar Couture bernaung di bawah PT. Buana Lautan Mas Garmindo yang terletak di pusat belanja sejuta umat ibukota bahkan dari luar ibukota.

JeDar Couture adalah sebuah brand clothing line yang dilahirkan oleh Jessica Iskandar. Iya, Jessica Iskandar yang sering terlihat di layar kaca sebagai public figure. Ibu Muda kelahiran tahun 1988 ini memulai karir di dunia modelling dan sebagai bintang layar lebar “Dealova”. Jessica Iskandar atau yang lebih akrab di sapa JeDar yang membangun personal brandingnya di dunia hiburan sebagai sosok yang terlihat tidak begitu cerdas. Namun, setelah ngobrol cantik di acara Blogger Gathering ternyata di luar dugaan. JeDar selain memang benar-benar cantik, bahkan lebih cantik dari pada saat di layar televisi, ia juga seorang sosok yang cerdas dan kuat.

Ibu muda yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Trisakti memulai melebarkan sayap di dunia bisnis di akhir tahun 2015, yang awalnya dirintis bersama-sama dengan Raffi Ahmad. Tidak hanya ajimumpung karena JeDar adalah seorang artis dan public figure, tetapi JeDar memang memiliki darah seni di bidang desain sesuai dengan jurusan yang pernah diambilnya ketika kuliah. Kemampuannya di bidang desain dan kecermatannya menjemput peluang tidak disia-siakan olehnya. Apalagi JeDar telah memiliki putra yang menjadi pusat segala semangatnya.

DSC_0001 (2).jpg*dokumentasi pribadi*

Menjadi single mom, mompreneur sekaligus public figure bukanlah hal yang mudah. Perlu manajemen waktu yang sangat ketat untuk menjalankan semuanya. Perlu mental kuat dan mental pemenang untuk menggerakkannya, itulah yang dimiliki oleh JeDar. Apa sajakah itu?

  • Pandai mengatur waktu. JeDar menjelaskan bahwa mengatur waktu untuk menjangkau semua rutinitas untuk menjalani hari-hari memang melelahkan. Oleh karena itu, JeDar benar-benar membaginya dengan secermat mungkin, terlebih sudah ada El Barrack yang membutuhkannya. JeDar memanfaatkan waktu senggangnya misal saat di perjalanan sambil menikmati kemacetan, ia manfaatkan untuk membalas chat yang masuk pemesanan JeDar Couture. Weekend adalah waktu yang dimanfaat untuk El Barrack, putranya dan JeDar mulai mengurangi shooting sinetron kejar tayang agar bisa tetap membesarkan JeDar Couture dan lebih banyak meluangkan waktu untuk El.
  • Fokus. Dalam menjalankan bisnisnya, JeDar mengatakan bahwa fokus adalah kunci utama. Salah satunya fokus untuk memilih media marketing. Misalnya, JeDar lebih fokus menggunakan Instagram sebagai campaign untuk mengenalkan brandnya.
  • Bangga dan bersyukur menggunakan brand hasil karya sendiri. Sebagai artis dan pusat perhatian, gaya busana JeDar pun tak lepas dari seribu pasang mata yang melihatnya. Style yang terlihat casual namun tetap elegan banyak melahirkan pertanyaan padanya. Dari sanalah, salah satu alasan JeDar Couture dilahirkan. Agar tidak hanya JeDar yang bangga memakai brand karya sendiri tetapi juga masyarakat luas ikut bangga mengenakan clothing karya anak negeri.
  • Ringan tangan dalam berbagi ilmu. JeDar menyadari bahwa segala pencapaian dan kerja kerasnya bisa tercapai dan dijalani dengan mudah juga karena keberadaan teman-teman dan para fans-nya. Di mana pun, dengan siapa pun, ia pun siap berbagi ilmu tentang bisnis clothing line-nyaKarena dengan berbagi itulah sebenarnya JeDar sedang membangun relasi, begitu ungkapnya.
  • Aktif berperan. JeDar melahirkan JeDar Couture tidak sendirian, ada tim yang hebat yang senantiasa mendukung dan membantunya. Namun, ikut aktif di dalamnya adalah hal yang penting. Bukan tidak percaya, namun ada sebuah bahagia ketika ikut aktif di dalamnya dan JeDar mendesain sendiri JeDar Couture. Menuangkan semua kreatifitas dan imajinasi dalam karyanya secara langsung sehingga brand yang ia miliki benar-benar mencerminkan pemiliknya.
  • Memenuhi Hak Anak. Menajdi ibu muda dengan segudang aktifitas, JeDar tidak lantas melupakan hal El Barrack untuk mendapatkan ASI eksklusif. Inspiring Mom ini juga selalu berupaya agar El Barrack lulus ASI hingga 2 tahun. Kebayang kan gimana tantangan yang harus ditaklukkan?

Yap, itulah sosok tangan dingin dibalik JeDar Couture yang hangat, ceria, dan penuh semangat. Lalu, apa sih JeDar Couture itu?

DSC_0010.jpg*dokumentasi pribadi: Koleksi JeDar Couture*

JeDar Couture adalah sebuah brand fashion yang dirintis oleh Jessica Iskandar. Koleksi JeDar Couture terdiri atas T-shirt, jogger, pants, denim, dress, juga jumpsuit. Nyot Nyot adalah sebuah nama celana denim strict yang ringan dan elegan. Celana Nyot Nyot ini salah satu produk yang paling hits, lhooo. Bahannya lembut dan bagus. Tidak hanya celana, JeDar juga mengeluarkan aneka T-shirt yang bahannya sangat lembut dan menyerap keringat, nyaman dipakai dan cocok dikenakan di negara tropis seperti Indonesia yang mendapat cahaya matahari terus-menerus. Modelnya juga kekinian, bisa dipakai oleh kalangan remaja, wanita dewasa, bahkan ibu-ibu sekalipun tetapi tetap up to date dan memancarkan semangat jiwa muda.

Harga JeDar Couture antara Rp 149.000 hingga Rp 700.000. Ada harga ada rupa ya :D. Tenang, kualitas dijamin bahkan JeDar yang memilih, menentukan, dan mengawasinya secara langsung. Di waktu-waktu tertentu juga tersedia diskon yang menggoda iman, jadi sering-seringlah stalking ke instagramnya @jedar_superbintangid.

Produk brand JeDar Couture juga mudah didapatkan kok, bisa pemesanan langsung via LINE, Instagram, blibli.com, Lazada, dan Zalora. Bisa juga didapatkan di offline market, yaitu di Ramayana dan Lotus.

Bulan ini rasa-rasanya saya sedang dididik oleh Tuhan lewat beragam cara dengan beragam hikmah tentang hidup. Salah satunya yang dikatakan JeDar adalah jangan pernah merasa lelah, terus berjuang memberikan yang terbaik karena kebaikan yang kita lakukan tidak hanya untuk kita melainkan untuk orang lain. Selain itu, saya juga belajar tentang penilaian bahwa jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan dalam menilai seseorang. Semoga semangat JeDar sebagai seorang ibu dan mompreneur menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia untuk tidak mudah menyerah dan terus semangat menciptakan kebaikan-kebaikan. ^^

FB_IMG_1461240685907
*sumber foto: kiriman*

Screenshot_2016-05-04-22-28-13.png
*sumber: Instagram @jedar_superbintangid*

 

Tips Menikmati Euforia The Big Bad Wolf Book Sale 2016

DSC_0003 (1)

Kemarin (1/5), saya dan sparing life partner memutuskan untuk mengunjungi The Big Bad Wolf (BBW) Book Sale di Indonesia Convention  Exhibition (ICE) di Bumi Serpong Damai (BSD). Perjalanan kurang lebih 30-45 menit ditempuh dari Pondokaren, terasa tidak begitu jauh ketika sampai di lokasi dan melihat buku-buku yang sangat banyak. Nggak rugilah ya…

Pameran diadakan di Hall 10, bagi yang berangkat ke sana dengan naik mobil bisa langsung parking di depan Hall 10. Namun, bagi pengunjung yang bersepeda motor, tempat parkir berada di LG Hall 1 lalu berjalan kaki menuju LG Hall 3 setelah itu naik menuju Hall 3 dan tinggal berjalan melewati setiap hall. Hall 10 berada paling ujung. Ohya, tempat parkir di LG Hall 1, jika setelah belok dari perempatan lurus sedikit, ada pertigaan belok kiri, pintu parkir di sebelah kanan jalan setelah belok di pertigaan pertama tadi. Karena jika kebablasan putar baliknya jauh…hahaha

BBW Sale pertama kali diinisiasi oleh direktur eksekutif BookXcess, Andrew Yap. Awalnya, dulu BBW Sale pertama kali diadakan tahun 2009 di Malaysia dan sukses sebagai acara tahunan sampai sekarang sedangkan tahun ini adalah tahun pertama diadakan di Indonesia. Kalau saya sih ya, semoga menjadi agenda tahunan. Di BBW ini harga buku dipatok dari harga Rp 30.000-Rp 200.000, tetapi rata-rata Rp 45.000-Rp 95.000 itu sudah dapat buku dengan kualitas sangat bagus.

DSC_0005.jpg

BBW Book Sale 2016 kali ini terbagi dalam dua jenis buku berdasarkan asal kedatangannya, ada buku dalam negeri dan buku impor. Namun, buku impor tetap mendominasi dan buku dalam negeri hanya ada dari penerbit Mizan Group. Jadi, terselenggaranya BBW ini menurut saya bisa memfasilitasi warga Indonesia akan buku-buku berbahasa Inggris, bukan karena tidak cinta bahasa Indonesia tetapi agar lebih memiliki wawasan yang lebih luas dan mendapat buku-buku berbahasa Inggris dengan harga yang sangat murah dan tetap berkualitas. Saya pernah punya pengalaman beli novel di Amazon ketika dilihat dari nilai dolar sih sedikit, tapi setelah dikurs-kan ke rupiah memang bikin dompet jebol belum termasuk tambahan biaya dari masuk Indonesia hingga ke tangan (Ayah) saya*hahaha* Ketika ada BBW ini, saya pribadi sangat senang. Dengan budget beli di Amazon/Periplus bisa dapat banyak buku di BBW. *Pokoknya gak mau rugi…haha*
Semoga penilaian kita terhadap keberadaan BBW ini tidak terlalu sempit ya ^^

Saya mengamati buku-buku impor yang dijual dalam ajang BBW ini termasuk buku-buku best-seller dan buku-buku eksklusif yang dikenal mahal tetapi bisa diboyong dengan harga miring plus tiarap. Beneran! Buku-buku yang tersedia terdiri atas beragam genre. Ada family, cook, art and craft, photography, references, fiction, dan berbagai macam buku anak-anak. Ada juga poster yang dijual dengan gambar menarik nuansa vintage. Bagi yang sedang merencanakan dekorasi rumah bisa langsung lihat-lihat posternya. Meskipun BBW Book Sale diselenggarakan di hall yang sangat luas, tetapi para pengunjung tidak perlu khawatir karena setiap genre panitia memberikan tulisan untuk memudahkan para book hunter. 

Tips dari saya untuk memudahkan dan semakin nyaman berkunjung di BBW Book Sale:

  1. Buat daftar buku dan tetapkan budget yang akan digunakan. Menurut saya, hal ini penting dilakukan agar menghindari rasa kalab di ‘medan perang’ *haha
  2. Bawalah uang tunai. Jika melihat kondisi kemarin, saya lebih menyarankan untuk membawa uang tunai, meski di sana juga ada atm di ICE BSD di hall 4 (seingat saya) dan ada mobil atm juga namun dengan antrean. Ohya, kemarin diumumkan bahwa debit atm BCA tidak bisa digunakan untuk transaksi di sana. (Ntah kenapa, namun hanya itu yang saya dengar)
  3. Bawalah kantong sendiri dari rumah. Nah, karena di sana pengunjungnya sangat banyaaaaak, akan ada kemungkinan kehabisan troly. Jadi daripada membawa buku incaran ke mana-mana lebih baik diletakkan di kantong yang sudah disiapkan dari rumah sekaligus diet kantong plastik ketika nantinya sudah selesai transaksi di kasir.
  4. Menyiapkan bekal atau setidaknya makan terlebih dahulu. Di BBW, sangat sedikit yang menjual makanan bahkan bisa dihitung jari dengan menu fast food tentu saja. Harganya antara Rp 25.000-Rp 40.000. Kalau saya melihatnya dari segi porsi, daripada dibelikan makan lebih baik dibelikan buku udah dapat 1. *haha
  5. Lihat dan ingat-ingat denah. Hal ini penting dilakukan agar kita bisa memetakan ke arah mana yang pertama kali akan dituju. Denah diletakkan di samping pintu masuk. Boleh juga foto-foto di depan denah. It’s free!
  6. Pakailah pakaian yang nyaman. Karena di sana banyak sekali pengunjung dan meski sudah ada AC tetep saja akan terasa gerah, itu wajar dan jangan terlalu menghakimi dengan keadaan yang seperti itu. Jadi pakailah pakaian yang nyaman dan bagi perempuan, bawalah tas yang tidak membuat repot.
  7. Sparing Partner yang sama-sama suka baca atau setidaknya suka dengan buku. Poin ini juga tidak kalah penting. Setiap momen memang memiliki rasa dan nuansa yang berbeda bagi setiap orang. Tentukan partner yang memiliki selera yang sama ketika berkunjung ke BBW. Bagi yang sudah memiliki life-time partner dan bisa selalu satu radar, maka bersyukurlah karena mendapat dalam satu paket komplit. 😀

Selanjutnya, tentang ketersediaan tempat salat bagi pengunjung muslim. Jangan khawatir, tersedia musalla di lantai 2 hall 8 dengan suasana yang nyaman, dingin dan karepet yang wangi. Namun, bagi muslimah yang mungkin seperti saya (yang seringnya dianggap ribet ketika berwudlu), tempat wudlu yang disediakan it is not moeslema-friendly karena wudlunya harus berbarengan dengan jamaah laki-laki. Hanya ada 2 kran air. Kalau saya kemarin, wudlu di toilet yang saya pikir ada kran air di setiap kotak toilet, tapi saya tidak menemukan. Konsep toilet modern yang ada di ICE BSD. Namun, karena kepepet akhirnya saya wudlu di wastafel 😀 Jadi bagi muslimah yang sedang tidak salat justru lebih diuntungkan karena sedang datang bulan. *hehehe*

Yap, itulah pengalaman kemarin mengunjungi The Big Bad Wolf (BBW) Book Sale 2016. Semoga tips dan sedikit gambaran dari saya bisa bermanfaat untuk yang memiliki rencana berkunjung ke BBW saat longweekend besok. Semoga bermanfaat dan tetap menyenangkan. ^^

DSC_0006.jpg